Ratusan aktivis dari enam ormas kepemudaan menggelar apel kebangsaan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (03/11), menolak terlibat dalam unjuk rasa menuntut agar Gubernur DKI Jakarta diadili yang akan digelar Jumat.
Dalam acara yang disebut sebagai Apel Kebangsaan Mahasiswa Indonesia, mereka menyerukan agar masyarakat Indonesia tetap mengutamakan persatuan.
Enam ormas kepemudaan itu adalah GMNl, PMll, PMKRI, GMKl, Hikmahbudhi, serta KMHDI. Mereka adalah aktivis organisasi yang berbasis Islam, Katolik, Kristen, Hindu, serta Budhha, serta Nasional.
"Kami berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang ada di sekitar DKI Jakarta, agar tetap merajut kebinekaan dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa," kata Ketua umum PMII, Aminuddin Ma'ruf, dalam orasinya.
Para aktivis ormas kepemudaan ini juga menyatakan akan selalu setia menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami juga berkomitmen untuk menjadi benteng pertahanan dari hal-hal yang dapat mengancam stabilitas negara," kata Aminuddin.
Di hadapan peserta apel, dia juga menyatakan bahwa enam ormas itu tidak akan melibatkan dalam unjuk rasa yang akan digelar Jumat (04/11).
"Kami tidak akan menggelar aksi serupa," ujar Aminuddin.
'Jangan terprovokasi'
Kepada masyarakat, enam ormas kepemudaan ini juga menyerukan agar tidak terpancing provokasi.
Seperti diketahui, pada Jumat (04/11), ribuan orang akan terlibat unjuk rasa yang dimotori Front Pembela Islam, FPI, yang menuntut agar kepolisian serius menyelidiki dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Demonstrasi akan mulai digelar dari Masjid Istiqlal menuju kantor sementara Bareskrim Polri di Kantor Kementerian Perikanan dan Kelautan di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, sebelum mengarah ke depan Istana Merdeka.
Lebih dari 18.000 polisi dan TNI akan diturunkan untuk mengamankan jalannya unjuk rasa tersebut.
Dalam berbagai kesempatan, pimpinan FPI menyatakan pihaknya akan menggelar aksi itu dengan damai, tetapi tidak bisa menjamin kemarahan massa apabila tuntutan mereka tidak dituruti.
BBC
Berikut juga kami sertakan Berita Videonya dari Youtube :