PONOROGO, wartaberitatki.com - Ratusan mahasiswa membubarkan aksi unjuk rasa yang digelar puluhan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, Selasa (1/11/2016). Para mahasiswa menilai unjuk rasa yang digelar dosen merugikan semua mahasiswa yang masuk untuk kuliah.
"Ini hari aktif kuliah, bukan hari libur. Sayangnya, oknum dosen yang mengatasnamakan sivitas akademi tiba-tiba meliburkan perkuliahan mahasiswa. Apakah itu yang disebut dosen?" kata Ketua Senat Mahasiswa STAIN Ponorogo Riski Wahyudatama.
Mahasiswa menuntut para dosen kembali mengajar sesuai dengan jam perkuliahan.
Mereka pun membubarkan aksi unjuk rasa yang digelar para dosen. "Bubar! Bubar! Bubar," teriak para mahasiswa.
Tidak hanya itu, mereka juga menurunkan spanduk-spanduk dan pamflet berisi tuntutan para dosen di beberapa titik di Gedung STAIN Ponorogo. Usai terkumpul, spanduk dan pamflet dibakar di halaman STAIN Ponorogo.
Beberapa mahasiswa nyaris bentrok dengan para dosen. Namun, petugas satpam menghalangi sehingga tidak terjadi gesekan fisik antara mahasiswa dan dosen.
Para dosen pun akhirnya memilih membubarkan diri. Sebelum bubar, salah satu dosen memimpin doa penutup unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo sendiri menuntut transparansi manajemen perguruan tinggi tersebut.
Para dosen juga mogok mengajar sebagai bentuk protes ketidaktransparanan manajemen dalam pengelolaan keuangan.
Mereka memasang spanduk dan poster yang menuntut transparansi manajemen STAIN.
Unjuk rasa yang digelar para dosen menjadi tontonan mahasiswa yang masuk kuliah.
Juru bicara pengunjuk rasa, Anwar Mujahidin, kepada wartawan menyebutkan, para dosen merasa hak-haknya banyak yang dipotong.
Dia mencontohkan biaya yang dipotong tersebut antara lain biaya penelitian dan pengabdian masyarakat.
Selain itu, sebut dia, para dosen juga tidak pernah diajak bicara manajemen dalam penyusunan program dan kegiatan. "Padahal, semestinya agar program dan kegiatan bagus, para dosen harus diajak bicara agar bisa lebih baik," ucapnya. (kompas)
Tidak hanya itu, mereka juga menurunkan spanduk-spanduk dan pamflet berisi tuntutan para dosen di beberapa titik di Gedung STAIN Ponorogo. Usai terkumpul, spanduk dan pamflet dibakar di halaman STAIN Ponorogo.
Beberapa mahasiswa nyaris bentrok dengan para dosen. Namun, petugas satpam menghalangi sehingga tidak terjadi gesekan fisik antara mahasiswa dan dosen.
Para dosen pun akhirnya memilih membubarkan diri. Sebelum bubar, salah satu dosen memimpin doa penutup unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo sendiri menuntut transparansi manajemen perguruan tinggi tersebut.
Para dosen juga mogok mengajar sebagai bentuk protes ketidaktransparanan manajemen dalam pengelolaan keuangan.
Mereka memasang spanduk dan poster yang menuntut transparansi manajemen STAIN.
Unjuk rasa yang digelar para dosen menjadi tontonan mahasiswa yang masuk kuliah.
Juru bicara pengunjuk rasa, Anwar Mujahidin, kepada wartawan menyebutkan, para dosen merasa hak-haknya banyak yang dipotong.
Dia mencontohkan biaya yang dipotong tersebut antara lain biaya penelitian dan pengabdian masyarakat.
Selain itu, sebut dia, para dosen juga tidak pernah diajak bicara manajemen dalam penyusunan program dan kegiatan. "Padahal, semestinya agar program dan kegiatan bagus, para dosen harus diajak bicara agar bisa lebih baik," ucapnya. (kompas)
loading...