wartaberitatki.com - Dari kasus yang terjadi pada Sri Utami seharusnya kita semua bisa berkaca bahwa sepandai-pandainya orang bersalah berkelit dan menyembunyikan jati diri semakin orang yang merasa jadi korban bersemangat untuk menguak rahasia yang dirahasiakan.
Berkat kegigihan tim KAMI menelusuri titik demi titik informasi akhirnya harapan untuk menyelesaikan kasus mulai mendapatkan titik terang.
Alamat Sri Utami didapatkan dari para TKI yang ada di Hongkong dan juga dari para netizen yang merasa eneg dengan ulah Sri Utami selama ini,
Saat pertama informasi didapatkan ada tiga alamat yang diiformasikan pada KAMI. Beduk, kemudian Mangunrejo dan Branggahan.
Ketiga desa ini ada di Kabupaten Kediri. Oleh sebab itu tim KAMI segera bergegas datang ke desa yang dicurigai.
Seharusnya sebagai orang yang waras, sehat wal'afiat dan sebagai Orang Timur yang terkenal dengan sopan santun Sri Utami malu dengan perbuatan yang selama ini tak pantas dilakukan.
Dia juga kerap menulis dan berkomentar pada fotonya dengan kata-kata kotor alias suka misuh.
Sudah bukan rahasia lagi kalau para TKI khususnya TKW Indonesia yang bekerja di Luar Negeri entah dimanapun berada sekarang ikut menerima dampak buruk dari perilakunya.
Mas Krisna selaku ketua KAMI mendapatkan informasi dari salah satu Kades bernama Pak Trisna bahwa Sri Utami adalah anak dari salah seorang warga berinisial 'Jaduk' yang telah lama merantau menjadi TKW.
Diceritakan Sri Utami pergi meninggalkan rumah untuk mengadu nasib ke Luar Negeri sejak masih berusia remaja.
Dari kabar yang beredar Sri Utami pernah menikah dengan seseorang pria asal Kabupaten Madiun. Namun pernikahannya tersebut diduga gatot alias gagal total bin buyar.
Hingga masyarakat Desa Mangunrejo kaget setengah mati menemukan video salah seorang warganya bernama Sri Utami dengan seronok bergoyang ngalor ngidul seperti cacing kepanasan di facebook.
Video itu menjadi viral di dunia maya sejak lama. Hingga akhirnya, aktivis KAMI Banyuwangi melapor ke kantor polisi.
"Sebenarnya video ini dan juga foto ini sudah diketahui oleh para pemuda disini. Sudah bukan menjadi rahasia lagi. Tetapi orang tua seperti kami belum tahu. Kalau mengenai kasusnya, karena itu dilakukan pribadi, tentu tanggung jawab diri sendiri," seru Kepala Dusun Beduk Maksun.
Kades mengaku kecewa dengan tindakan warganya itu berbuat seperti itu yang mencoreng nama Desa Mangunrejo dan Kabupaten Kediri.
Harapan semua orang sama Sri Utami segera menyadari keselahannya dan menghentikan tindakan-tindakan konyol yang bertentangan dengan hukum.
Pernyataan sama disampaikan Kades Trisna. Dia menghimbau agar Sri Utami segera menghentikan tindakannya.
"Kami berahrap persoalan ini dalam diselesaikan secara arif dan bijaksana. Untuk Sri Utami, kami minta supaya segera menyadari kesalahannya," pungkasnya.
Dari kasus Sri Utami ini mari kita berkaca dan merenung serta berusaha untuk memperbaiki diri. Kita bekerja di luar negeri adalah untuk beribadah dengan cara bekerja.
Ibadah nggak harus selalu nggedugne sirah di sajadah, ibadah dilakukan dengan cara yang lain yang baik sesuai dengan kemampuan kita.
Berbuat kesalahan dan mau menutupi dijaman sekarang tidak akan bisa. Sekali tersebar selamanya keburukan kita akan tetap dilihat orang. Terlebih di sosial media dan internet. AKAN MENJADI DOSA JARIYAH...dosa yang tidak akan habis walaupun kita mati.
loading...